Hai, kami dari kelompok keterampilan berbicara. Perkenalkan, ini anggota-anggota kami.
Di ingat yaa!
1. Amir Nurhuda
2. M. Fikri Ihsani
3. Dewinta Oktaviana
4. Nur Anita Rahman
5. Maya Hirani
6. Salsabila Firdausi
7. Elsa Hermayanti
8. Ulul Azmi Purnamasari
9. Ariyanti Maulida Putri
10. Nor Latifah
11. Umi Kalsum
SALAM PERSAHABATAN :)
Berbicara memang mudah semudah membalikkan telapak tangan, tapi kalau situasinya di depan publik apakah sama? Tidak. Terciptalah blog ini untuk membantu kita semua mempelajarinya. Let's go to the party of happy studying.
Selasa, 05 November 2013
Rabu, 23 Oktober 2013
Tugas: Bahasa Indonesia 3
1. Sudah seyogyanya kamu yang menyuci semua piring-piring itu.
2. Baju warna hijauku sudah terlihat lusuh.
3. Dari dulu saya sangat menghormati beliau Bapak Prof. Dr. Saraswati. S.Pd. M.Pd..
4. Wah, sangat bagus sekali tas warna pinkmu.
5. Status facebookku selalu update lho.
Perbaikan :
1. Semua piring itu sudah seharusnya kamu yang mencuci.
2. Bajuku yang berwarna hijau sudah terlihat lusuh.
3. Saya menghormati Prof. Dr. Saraswati, M.Pd. sejak dulu.
4. Wah, bagus sekali tas merah muda milikmu!
5. Aku selalu memperbarui status di facebookku.
Tugas: Bahasa Indonesia 2
Komentar :
Menurut kami, tata bahasa yang digunakan oleh Syahrini itu seharusnya lebih sederhana agar dapat dimengerti oleh khalayak ramai, karena dalam sebuah media masa semua yang ditampilkan mendapat perhatian lebih dan apa yang dilihat biasanya diikuti seperti cara berpakaian terutama cara berbahasa dan berbicaranya. Kemudian, dalam hal berbicara pun Syahrini diharapkan pemilihan katanya lebih selektif dan tidak hanya sekedar mengucapkan tetapi juga harus memiliki makna, karena setiap kata yang kita ucapkan dapat disebut sebagai bahasa jika itu memiliki makna. Mungkin pembenahan yang sebaiknya dilakukan adalah agar dapat memperbaiki cara berbahasa dan berbicaranya, karena bahasa Indonesia harus kita lestarikan agar tidak tenggelam oleh bahasa baru yang dapat menghilangkan citra Bahasa Indonesia.
Selasa, 08 Oktober 2013
Klasifikasi Jenis-Jenis Kalimat dari Artikel "Kedudukan Bahasa untuk Calon Guru Fisika"
Kalimat
|
Jenis Kalimat
|
Paragraf 1.
|
|
Bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar ketiga
Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi "Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia".
|
Kalimat
Verbal
|
Bahasa Indonesia
yang baik akan sangat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran lain yang
menggunakan bahasa Indonesia.
|
Kalimat
Non – Verbal
|
Bagaimana mungkin
seorang siswa mampu belajar fisika, matematika, biologi, atau kimia kalau penguasaan
bahasanya nol.
|
Kalimat
Majemuk Rapatan
|
Paragraf 2.
|
|
Untuk calon guru
Fisika, peranan bahasa sudah sangat nyata sebagai alat interaksi menjelaskan
materi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.
|
Kalimat
Verbal
|
Kita bayangkan
apa yang terjadi apabila seorang guru tidak dapat berbahasa dengan tata
bahasa yang baik dan benar.
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat
|
Dapatkah dia
menyampaikan maksud dari materi?
|
Kalimat
Tanya Tersamar
|
Mungkin akan
sulit dipahami oleh peserta didik atau calon guru lainnya.
|
Kalimat
Majemuk Setara
|
Kita sebagai
seorang calon guru harus bisa menggunakan bahasa yang baku agar mudah
dimengerti.
|
Kalimat
Non – Verbal
|
Oleh karena itu,
seorang calon guru baik guru fisika ataupun guru umum lainnya, harus
mempelajari pilihan kata yang sesuai, untuk menyampaikan materi dalam proses
belajar mengajar.
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat
|
Selain
menggunakan kata yang baku, seorang calon guru juga harus memperhatikan cara
penyampaian karena seorang guru merupakan contoh teladan dalam penggunaan
bahasa yang baik dan benar.
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat
|
Selasa, 01 Oktober 2013
"Keterampilan Berbicara"
Fungsi Mata Kuliah Berbicara meliputi empat aspek.
Aspek-aspek tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif, aspek keterampilan
berbicara, dan aspek keterampilan mengelola pembelajaran berbicara.
Melalui kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara
mahasiswa dituntun memahami dan mendalami teori, konsep, dan generalisasi
berbicara serta metodologi pengajaran berbicara. Berarti pengetahuan mahasiswa
mengenai teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta metodologi pengajaran
berbicara meningkat sejalan dengan tahap perkuliahan. Pengalaman berbicara dan
pengalaman mengajarkan keterampilan berbicara merupakan fungsi Mata Kuliah
Berbicara dipandang dari aspek kognitif.
Kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara juga
berpengaruh terhadap sikap mahasiswa. Bila selama ini sikap mereka terhadap
keterampilan belum bersifat positif maka melalui kegiatan perkuliahan berbicara
sikap itu diubah menjadi sikap positif. Para mahasiswa akan lebih memahami,
menghayati, menyenangi, dan mencintai keterampilan berbicara, serta lebih gemar
melaksanakan kegiatan berbicara dan pengajaran berbicara. Perubahan sikap dari
belum positif menjadi bersikap positif adalah fungsi Mata Kuliah Berbicara dari
aspek afektif.
1. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan
melalui bahasa lisan kepada orang lain. Penggunaan bahasa secara lisan dapat
pula dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara
secara langsung adalah sebagai berikut: (a) pelafalan; (b) intonasi; (c)
pilihan kata; (d) struktur kata dan kalimat; (e) sistematika pembicaraan; (f)
isi pembicaraan; (g) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan; dan (h)
penampilan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat ditelusuri
relevansi Mata Kuliah Berbicara dengan mata kuliah lainnya. Dari segi pelafalan
Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah Fonologi Bahasa Indonesia.
Dari segi intonasi Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah Sintaksis
Bahasa Indonesia. Dari segi pilihan kata Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan
Mata Kuliah Semantik Bahasa Indonesia. Dari segi struktur kata Mata Kuliah
Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah Linguistik Umum, dan Sintaksis
Bahasa Indonesia. Dari segi sistematika dan isi pembicaraan Mata Kuliah
Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah Wacana Bahasa Indonesia. Mata Kuliah
Berbicara juga berkaitan dengan Mata Kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa karena
dalam berbicara orang sering membuat kesalahan pelafalan, intonasi, pilihan
kata, struktur kata, dan kalimat.
2. Keterkaitan antara Keterampilan Berbicara
dengan Keterampilan Lainnya
Berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa.
Aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya adalah menyimak, membaca, dan menulis.
Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak,
berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca.
(a) Hubungan
Berbicara dengan Menyimak
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda
namun berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan
berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi,
bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak
ada gunanya orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak mungkin
orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. Melalui kegiatan menyimak
siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur kalimat.
(b) Hubungan
Berbicara dengan Membaca
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan
fungsi. Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan
berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana
bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.
Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan
membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang
diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi yang bersangkutan untuk
mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui
berbicara.
(c) Hubungan
Berbicara dengan Menulis
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat
produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi.
Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa
lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan
melalui bahasa tulis.
Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis
diperoleh melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Keterampilan menggunakan
kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara menunjang keterampilan menulis.
Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan menunjang keterampilan berbicara.
3. Jenis-Jenis Keterampilan Berbicara
Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita
dapatkan berbagai jenis berbicara. Antara lain: diskusi, percakapan, pidato
menjelaskan, pidato menghibur, ceramah.
a. Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok.
Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa
salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan
rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi
bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada
akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
Macam-macam diskusi:
1.
Seminar
2.
Sarasehan/Simposium
Pertemuan
yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli
mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.
3.
Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan
yang membahas suatu karya.
4.
Santiaji
Pertemuan
yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan.
5.
Muktamar
Pertemuan
para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi
bersama.
6.
Konferensi.
Pertemuan
untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
7.
Diskusi Panel
Diskusi
yang dilangsungkan oleh panelis dan
disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar,
serta diatur oleh seorang moderator.
8.
Diskusi Kelompok
Penyelesaian
masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil.
b.
Percakapan
Percakapan adalah dialog antara dua
orang atau lebih. Membangun komunikasi melalui bahasa lisan (melalui telepon,
misalnya) dan tulisan (di chat room). Percakapan ini bersifat interaktif yaitu
komunikasi secara spontan antara dua atau lebih orang .
c. Pidato
Pidato adalah sebuah
kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran
tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan
orasi-orasi, dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut
diperbincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.c. Pidato
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.
d. Ceramah
Ceramah merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu. Dalam setiap ceramah pembicara harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi sehingga ceramah, dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ceramah harus memperhatikan hal-hal antara lain : suara, intonasi, gaya bahasa, sikap, gerak-gerik, mimic sehingga pendengar dapat tertarik dengan apa yang diungkapkan.
4. Contoh Keterampilan Berbicara
Contoh yang kami ambil dalam keterampilan berbicara adalah pidato.
Contoh
pidato tentang bahaya narkoba
Assalamu’alaikum Wr Wb
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah.
Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar, melakukan razia dadakan.
Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolahh telah paham betul program-program disekolah untuk pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan terkuak juga
Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Catatan: batas waktu berkomentar dan bertanya sampai tanggal 7 Nopember 2013 pukul 12.00 WITA
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah.
Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar, melakukan razia dadakan.
Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolahh telah paham betul program-program disekolah untuk pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan terkuak juga
Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Catatan: batas waktu berkomentar dan bertanya sampai tanggal 7 Nopember 2013 pukul 12.00 WITA
Analisis Artikel tentang "Keterkaitan antara Berbicara dengan Bahasa" dari Kelas A
Klik yahyarobotika017.blogspot.com
Komentar/Analisis:
Pada artikel "Keterkaitan antara Berbicara dengan Bahasa" terdapat kalimat pengulangan yaitu pada paragraf pertama kalimat pertama yang berisi kata "contohnya" dan "misalnya". Sebenarnya, kata "contohnya" dan "misalnya" mengandung makna yang sama. Jadi, dalam kalimat tersebut kata "misalnya" dapat diganti dengan kata "seperti". Kemudian pada artikel tersebut juga terdapat kata yang tidak baku, yaitu pada kata "khutbah". Kata baku dari "khutbah" adalah "khotbah".
Komentar/Analisis:
Pada artikel "Keterkaitan antara Berbicara dengan Bahasa" terdapat kalimat pengulangan yaitu pada paragraf pertama kalimat pertama yang berisi kata "contohnya" dan "misalnya". Sebenarnya, kata "contohnya" dan "misalnya" mengandung makna yang sama. Jadi, dalam kalimat tersebut kata "misalnya" dapat diganti dengan kata "seperti". Kemudian pada artikel tersebut juga terdapat kata yang tidak baku, yaitu pada kata "khutbah". Kata baku dari "khutbah" adalah "khotbah".
Senin, 30 September 2013
Kedudukan Bahasa untuk Calon Guru Fisika
Bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Bahasa Indonesia yang baik akan sangat membantu
siswa dalam memahami mata pelajaran lain yang menggunakan bahasa Indonesia.
Bagaimana mungkin seorang siswa mampu belajar fisika, matematika, biologi, atau
kimia kalau penguasaan bahasanya nol.
Untuk
calon guru Fisika, peranan bahasa sudah sangat nyata sebagai alat interaksi
menjelaskan materi yang ingin disampaikan kepada peserta didik. Kita bayangkan
apa yang terjadi apabila seorang guru tidak dapat berbahasa dengan tata bahasa
yang baik dan benar. Dapatkah dia menyampaikan maksud dari materi? Mungkin akan
sulit dipahami oleh peserta didik atau calon guru lainnya. Kita sebagai
seorang calon guru harus bisa menggunakan bahasa yang baku agar mudah
dimengerti. Oleh karena itu, seorang calon guru baik guru fisika ataupun guru
umum lainnya, harus mempelajari pilihan kata yang sesuai, untuk menyampaikan
materi dalam proses belajar mengajar. Selain menggunakan kata yang baku,
seorang calon guru juga harus memperhatikan cara penyampaian karena seorang
guru merupakan contoh teladan dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Langganan:
Postingan (Atom)